KABAR PANGANDARAN - Setelah melawati banyak peradaban, Pir sampai juga di Indonesia. Dengan berbagai varian tersedia di toko, swalayan, dan pasar buah. Dan bisa kita nikmati, dengan berbagai kandungan nutrisinya dan bisa menjadi bagian dari menu harianmu.
Buah dengan genus Pyrus ini memiliki daging buah yang renyah, kaya air, dan menyegarkan. Bisa dimakan langsung atau diolah menjadi isian pie. Ada juga yang menggunakannya sebagai obat, seperti obat batuk dengan dicampur herbal lain seperti jahe.
Manfaat buah dengan bentuk unik ini sudah Kabar Pangandaran ulas dalam beberapa artikel sebelumnya. Seperti manfaat untuk kesehatan tubuh secara umum, manfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan, dan informasi lainnya.
Baca Juga: Labu Kuning Enak dan Bergizi, Tapi Jika Dikonsumsi Berlebih Ini Efek Sampingnya!
Pir, dengan bentuk lonjong dan daging yang renyah berair, tak hanya menawarkan kesegaran saat dikonsumsi. Lebih dari itu, pir menyimpan segudang nutrisi yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung. Kandungan serat, kalium, dan antioksidan yang tinggi dalam pir menjadikannya sebagai "teman baik" untuk jantung kamu. Mari simak berbagai manfaat pir untuk kesehatan jantung, berdasarkan studi dan penelitian ilmiah terpercaya.
Serat: Penurun Kolesterol Jahat
Salah satu faktor risiko utama penyakit jantung adalah tingginya kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein), atau yang lebih dikenal sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL berlebih dapat menumpuk di arteri, pembuluh darah yang membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Penumpukan ini dapat menyempitkan arteri dan mengganggu aliran darah, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Kabar baiknya, kandungan serat yang tinggi dalam pir dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition Reviews menunjukkan bahwa asupan serat larut yang cukup dapat menurunkan kadar kolesterol LDL secara keseluruhan. Pir mengandung kedua jenis serat, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Serat larut bekerja dengan cara mengikat kolesterol di usus halus dan membawanya keluar dari tubuh bersama feses.
Kalium: Pengatur Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama lainnya untuk penyakit jantung. Ketika jantung kamu harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melawan tekanan yang tinggi di arteri, hal ini dapat melemahkan otot jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.