Asal Usul Ronggeng Amen di Pangandaran, Bermula dari Cerita Rakyat Tentang Dewi Rengganis

- 16 Juni 2024, 09:07 WIB
Asal Usul Ronggeng Amen di Pangandaran, Bermula dari Cerita Rakyat Tentang Dewi Rengganis
Asal Usul Ronggeng Amen di Pangandaran, Bermula dari Cerita Rakyat Tentang Dewi Rengganis /Dokumen /

KABAR PANGANDARAN - Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu wisata terfavorit di Jawa Barat. Namun tidak hanya dikenal dengan keindahan wisata lautnya saja, tetapi juga kekayaan budayanya yang beragam.

Salah satu warisan budaya yang masih lestari dan terus berkembang di daerah ini adalah kesenian Ronggeng Amen. Kesenian tradisional ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Pangandaran dan sekitarnya, khususnya di Dusun Pepedan, Desa Wisata Selasari.

Ronggeng Amen merupakan seni pertunjukan yang memadukan tarian, musik, dan nyanyian. Mulanya, Ronggeng Amen sendiri merupakan pengembangan dari Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung dan Ronggeng Amen hanya memiliki perbedaan pada alat musik gamelan yang digunakannya. Kendati hal tersebut, keduanya terkenal di kalangan masyarakat Kabupaten Pangandaran. 

Ronggeng Amen biasanya dimainkan oleh sekelompok penari perempuan yang dikenal dengan sebutan "Ronggeng". Tarian tersebut diiringi oleh musik gamelan dan juga lagu-lagu berbahasa sunda yang dinyanyikan oleh seorang sinden. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga memiliki makna sakral dan ritual yang erat kaitannya dengan upacara adat dan perayaan penting masyarakat setempat. 

Asal usul Ronggeng Amen konon bermula dari cerita rakyat tentang seorang wanita bernama Dewi Rengganis yang membalaskan dendamnya kepada para bajak laut yang telah membunuh suaminya Raden Anggalarang, cerita tersebut dipercaya oleh masyarakat sekitar menjadi awal mula dari tarian Ronggeng ini. 

Pertunjukan Ronggeng Amen seringkali dipentaskan dalam acara-acara seperti pernikahan, khitanan, dan upacara adat lainnya sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi kesejahteraan dan keberkahan. Pada Desa Wisata Selasari, Ronggeng Amen dan juga Ronggeng Gunung dapat dipentaskan untuk tujuan berwisata budaya pula. 

Seorang budayawan dan seniman di Pangandaran Afan mengatakan, dirinya yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini secara turun temurun. 

"Ronggeng Amen bukan hanya sekadar tarian, melainkan adalah upaya untuk menjaga warisan leluhur," kata Afan, Minggu 16 Juni 2024.

Afan menambahkan, meski dihadapkan dengan tantangan modernisasi dan perubahan zaman, kesenian Ronggeng Amen tetap mampu bertahan berkat upaya pelestarian yang terus dilakukan oleh komunitas seniman asal Kabupaten Pangandaran. Tak hanya dari komunitas, diperlukan adanya kesadaran untuk melestarikan budaya ini oleh masyarakat yang didukung oleh pemerintah dan dinas terkait untuk turut serta melestarikan kesenian Ronggeng Amen.

Halaman:

Editor: Kiki Masduki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah