Network
KABAR PANGANDARAN - Gula kelapa sangat serbaguna dalam penggunaannya. Kamu bisa menggunakan gula jenis ini sebagai pengganti gula biasa dalam makanan dan minuman kamu.Karena bisa memberikan rasa manis yang lezat dengan sentuhan alami yang menggugah selera.
Selain itu, dalam artikel Kabar Pangandaran sebelumnya telah dibahas mengenai manfaat gula kelapa yang merupakan komoditi dari Pangandaran ini, untuk kesehatan tubuh dan perawatan kulit dari luar dengan dibuat menjadi masker. Tapi kamu perlu ingat, segala sesuatu itu ada batasannya. Dan jika dikonsumsi berlebih akan menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Sehingga kamu perlu menggunakannya dengan bijak. Karena, seperti semua makanan manis lainnya, gula kelapa juga bisa mengganggu keseimbangan gula darah dan berat badan. Pemanis yang terbuat dari nira pohon kelapa ini memang mengandung nutrisi seperti zinc, potasium, magnesium dan zat besi yang berperan penting dalam tubuh. Tak hanya itu, gula kelapa organik ini juga memiliki kandungan vitamin C yang dapat menjaga kekebalan tubuh.
Tapi tetap saja, kamu perlu memperhatikan jumlah gula yang dikonsumsi, terutama angka glikemiknya, yang sangat bisa berakibat fatal terutama bagi penderita diabetes. Yuk, simak di sini, efek samping yang bisa ditimbulkan jika kamu mengkonsumsi gula kelapa di luar batas aman. Cekidot!
1. Diabetes Tingkat 2
Kandungan glikemik pada gula kelapa organik memang cukup rendah, tapi bukan berarti kamu bisa mengkonsumsi gula kelapa melampaui batas ya. Konsumsi yang terlalu sering tentu bisa memunculkan resiko diabetes, salah satu penyakit yang sangat berbahaya.
Gula kelapa sering dicampur ke dalam es kopi susu, boba, makanan seperti kue dan sebagainya. Tentunya bahan baku dari makanan dan minuman tersebut tidak hanya terdiri dari gula kelapa saja bukan? gabungan dari bahan-bahan tersebut bisa menimbulkan sebuah reaksi yang justru akan membuat kalori dari gula ini semakin tinggi setiap kali dikonsumsi.
2. Menaikkan Berat Badan
Gula kelapa tentu masih memiliki kandungan glukosa yang berperan sebagai penambah energi dan karbohidrat. Apabila terlalu sering mengonsumsi, gabungan dari glukosa dan karbohidrat tersebut akan bercampur menjadi lemak yang membuat berat badan kamu akan bertambah.
Memang betul gula kelapa organik cenderung lebih aman dibandingkan gula pasir, tapi kamu tentu tidak ingin berat badan kamu naik kan? sehingga kamu harus mengontrol konsumsi gula kelapa kamu ya.
Baca Juga: Gula Kelapa, Komoditi Pangandaran ini Bisa Jadi Skincare Pelembab Kulit Alami, Cek di Sini!
3. Memicu Jerawat dan Penuaan Dini
Konsumsi gula kelapa yang berlebihan juga bisa mengganggu pembentukan kolagen pada kulit kamu. Apabila pembentukan kolagen tersebut terganggu, otomatis kerutan halus pada wajah bisa muncul sebagai tanda penuaan dini. Tak cuma itu, orang yang terlalu banyak mengonsumsi gula juga bisa timbul jerawat. Hal ini terjadi karena kandungan karbohidrat yang tinggi di dalamnya.
Maka dari itu, sebaiknya jangan terlalu sering mengonsumsi gula kelapa, ya! Khasiat yang diberikan oleh pemanis alami ini memang banyak, tapi pada dasarnya apapun yang ada di dunia ini tidak boleh dikonsumsi berlebihan.
4. Berisiko Terkena Penyakit Jantung
Beberapa sumber penelitian mengatakan bahwa orang yang sering mengonsumsi gula sebagai sumber utama untuk menghasilkan energi atau tenaga berisiko 35 – 38 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung. Gula yang dikonsumsi berlebihan bisa meningkatkan resiko tekanan darah tinggi, yang nantinya akan menimbulkan hipertensi dan merusak jantung.
Gula kelapa organik sering sekali dianggap lebih aman daripada gula putih, hal itu tidak keliru tapi bukan berarti kamu bisa mengkonsumsi gula kelapa secara berlebihan ya. Tetaplah menjaga pola makan dan tetaplah hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Bengkoang Punya Rahasia Alami untuk Kulit Cerah dan Sehat, Bisa Jadi Skincare! Baca Lengkap di Sini!
Itulah efek samping yang ditimbulkan jika kamu mengkonsumsi gula kelapa melewati batas aman tubuh kamu. Sehingga bukan manfaat yang kamu dapat, justru kebalikannya. Ingatlah, menjaga kesehatan tubuh jauh lebih baik, dari pada harus mengobatinya!***
