Ngaos Art Lewat "MusikKuKita" Ramaikan Hari Musik Sedunia 2024: Perayaan yang lahir dari Ide dan Aksi Nyata

21 Juni 2024, 15:15 WIB
Bujangga Manik, salah satu perfomance dalam 'MusikKuKita' yang digelar oleh Ngaos Art dalam rangka meramaikan Hari Musik Sedunia 2024/ /Rika Rostika Johara/Kabar-Pangandaran

KABAR PANGANDARAN - Hari Musik Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 21 Juni, merupakan perayaan global yang bertujuan untuk mengapresiasi keragaman musik dunia dan mempromosikan perdamaian serta persatuan melalui bahasa universal yang tak lekang oleh waktu yaitu musik. Namun, tahukah kamu bahwa perayaan ini memiliki sejarah yang menarik dan dipengaruhi oleh sosok visioner bernama José Antonio Abreu? Mari kita telusuri perjalanan Hari Musik Sedunia, serta kaitannya dengan program musik sosial di Venezuela dan sebuah komunitas musik di Tasikmalaya, Indonesia.

Lahirnya Fête de la Musique dan Peran Jack Lang

Embrio dari Hari Musik Sedunia berawal dari Fête de la Musique (Perayaan Musik) di Prancis. Pada tahun 1981, Jack Lang, kala itu Menteri Kebudayaan Prancis, bersama Maurice Fleuret (komponis) dan seorang produser radio, memiliki gagasan untuk mendedikasikan satu hari khusus untuk merayakan musik. Konsep ini bertujuan untuk membuat musik lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, dengan memindahkan panggung pertunjukan dari gedung-gedung megah ke ruang publik seperti jalanan, taman, dan alun-alun kota.

Fête de la Musique Menuju Kancah Internasional

Kesuksesan Fête de la Musique di Paris pada tahun 1982 memicu antusiasme global. Konsep perayaan musik gratis dan terbuka untuk umum ini dinilai sebagai cara yang inklusif untuk merayakan keindahan musik. Tak butuh waktu lama, Fête de la Musique mulai diadopsi oleh kota-kota di berbagai negara. Jerman menjadi negara pertama di luar Prancis yang menggelar perayaan ini pada tahun 1985, dengan semangat persatuan pasca runtuhnya Tembok Berlin. Sejak saat itu, Fête de la Musique terus menyebar ke penjuru dunia.

Perayaan Fête de la Musique pertama di Perancis 1981/ francetvinfo.fr

Pengaruh José Antonio Abreu dan El Sistema

Di Venezuela, sosok José Antonio Abreu memainkan peran penting dalam perkembangan Fête de la Musique. Abreu, seorang ekonom dan komponis visioner, mendirikan El Sistema pada tahun 1975. El Sistema merupakan program musik sosial yang bertujuan untuk memberdayakan anak-anak dan remaja dari keluarga kurang mampu melalui pendidikan musik orkestra klasik gratis. Program ini tidak hanya mengajarkan keterampilan musik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama tim, dan tanggung jawab sosial.

Keberhasilan El Sistema dalam mentransformasi kehidupan anak muda Venezuela melalui musik menarik perhatian dunia. Pada tahun 1995, Fête de la Musique di Paris menampilkan orkestra muda binaan El Sistema. Penampilan tersebut menuai decak kagum dan semakin memperkuat semangat persatuan dan perdamaian yang dibawa oleh perayaan musik ini.

El Sistema adalah program pendidikan musik yang dikhususkan bagi anak-anak oleh pemerintah Venezuela untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari kekerasan, perang, dan adu senjata/ prime video

Transformasi Menjadi Hari Musik Sedunia:

Seiring dengan meluasnya Fête de la Musique ke berbagai negara, UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) secara resmi mendeklarasikan tanggal 21 Juni sebagai Hari Musik Sedunia pada tahun 2000. Perubahan nama ini menandai transformasi perayaan tersebut menjadi sebuah gerakan global yang inklusif dan merayakan keragaman musik dunia.

MusikKuKita Ngaos Art "Lebaran" Musisi di Tahun 2024

MusikKuKita merupakan ajang Lebaran Musisi dalam rangka peringati Hari Musik Dunia 2024/ Ngaos Art

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan tradisi dan budaya musik, turut memeriahkan Hari Musik Sedunia. Di berbagai kota, termasuk Tasikmalaya, digelar berbagai acara musik untuk merayakan momen spesial ini. Salah satu komunitas yang aktif berpartisipasi adalah kelompok seni Ngaos Art yang akan menggelar acara bertajuk "MusikKuKita", dan akan diselenggrakan pada Jumat, 21 Juni 2024, pukul 19.00 di Amanda Residen dan Studio Ngaos Art, Tasikmalaya.

"MusikKuKita" adalah jembatan dari latar belakang, budaya, dan pengalaman yang berbeda. Musik sebegai bahasa yang universal tetapi juga unik karena menyangkut pada keindividuan masing-masing. Sehingga musik "milikku" juga merupakan "mulikmu" dan menjadi "miliki kita". Sehingga acara ini merupakan "Lebaran" bagi para musisi yang patut untuk dirayakan.

Dengan menghadirkan penampilan street music yang beragam secara etnografi, kemudian rupa-rupa ornamen yang berhubungan dengan musik seperti radio, piringan hitam, kaset pita, Compact Disk, dan lainnya. Hadir pula Orkes Keroncong Ngaos Art (OKN) yang tentu saja dengan genre musik kroncong yang bisa dinikmati sambil menyeruput kopi dan sajian menu angkringan.

Juga ada band raggae yang nyentrik The BoyOut, kelompok musik Pop Alternatif Bujangga Manik yang 'dewasa', dan KataSwara yang penuh makna. Semua itu bisa dinikmati dengan hadir pada perayaan tersebut, dengan harga tiket Rp50 ribu, free 1 cup kopi dari Veloce Cafe dan 1 1 porsi angkringan sateko. Untuk informasi bisa menghubungi nomor kontak 082215006190.

Baca Juga: Ngaos Art akan Gelar Simulasi Neraka Karya Ab Asmarandana: Menyelidiki Eksistensi dan Filosofi Manusia

Baca Juga: Ngaos Art Peringati Hari Musik Dunia 2024 pada 21 Juni Bertajuk MUSIKUKITA; Jembatan Budaya dan Pengalaman

Yuk, Rayakan Lebaran Musik kamu di MusikKuKita Ngaos Art, nanti malam pukul 19.00, dan tidak boleh ngaret. Karena jam karet bukan budayaku dan bukan budaya mu! Tapi musikku adalah musikmu, dan musik kita semua.***

 

Editor: Kiki Masduki

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler