Begini Nasib Homestay di Desa Selasari, Pangandaran Usai Sepi Pengunjung

19 Juni 2024, 20:06 WIB
Salah seorang pemilik homestay di Desa Selasari Sumiati /Dokumen/

KABAR PANGANDARAN - Sejumlah homestay di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran sepi pengunjung. Bagaimana nasib mereka sekarang?

Desa Selasari merupakan desa wisata di Kabupaten Pangandaran. Ramainya pengunjung di wisata tersebut membuat warga membuat bangunan homestay untuk pengunjung yang datang.

Salah seorang pemilik homestay di Desa Selasari Sumiati mengatakan, dirinya sudah memiliki usaha homestay sejak 3 tahun lalu yang diurus oleh kerabat dekatnya. 

"Alasan saya mendirikan homestay ini karena adanya wisata Santirah Body Rafting. Wisata tersebut kerap dikunjungi wisatawan sehingga saya berinisiatif untuk mendirikan homestay," kata Sumiati, Rabu 19 Juni 2024.

Tidak hanya homestay, Sumiati juga memiliki rumah makan. Namun usaha dia di tahun 2024 sekarang ini kurang ramai pengunjung.

"Usaha saya kurang ramai didatangi oleh pengunjung. Biasanya pengunjung datang di waktu tertentu seperti pada saat waktu liburan panjang saja, kalau untuk di hari - hari biasa tidak ada pengunjung yang menginap," tambah Sumiati.

Menurut kalau untuk pengunjung ke homestay biasanya tidak menentu kapan datangnya, kadang ada kadang tidak. 

"Saya tidak terlalu berharap kalau untuk homestay, maka dari itu saya membuka rumah makan. Karena penghasilan rumah makan bisa dibilang cukup stabil daripada penghasilan dari homestay," tuturnya.

Desa Selasari memang cukup terkenal karena adanya Santirah Body Rafting, hal ini yang menjadi alasan banyak warga lokal disana membangun usaha homestay karena mereka pikir usaha ini akan menjadi ladang penghasilan yang cukup besar bagi mereka. 

"Tetapi jarak yang jauh dari pusat Kabupaten Pangandaran menjadi salah satu alasan mengapa homestay sepi akan peminat atau pengunjung. Banyak wisatawan yang hanya tau bahwa di Desa Selasari terdapat Santirah Body Rafting saja, tidak untuk homestay," ungkap Sumiati.

Maka dari itu keterbatasan akses untuk mempromosikan homestay juga menjadi salah satu faktor mengapa banyak homestay disini sepi akan pengunjung dan peminat.

"Kalau untuk promosi, saya tidak terlalu terpacu kesana karena saya juga sudah tua dan kebanyakan warga disini yang kurang melek terhadap teknologi. Tapi sudah ada beberapa homestay disini yang sudah ada atau terdaftar di Google Maps karena untuk mempermudah para pengunjung untuk datang kesini," katanya.

Disisi lain, kata Sumiati kalau pemerintah/kelembagaan setempat kurang memperhatikan atau bahkan tidak ada turun tangan untuk pengelolaan atau pengembangan terhadap homestay dari usaha warga usaha lokal ini. 

"Saya hanya ada bantuan dari Bank Indonesia yang memberikan sedikit fasilitas seperti plang nama contohnya. Kemudian sudah banyak juga homestay di Desa Selasari yang tidak beroperasi lagi atau tutup, karena banyak pemiliknya yang lebih memilih untuk mengontrakkan rumahnya dan mendapatkan penghasilan yang jelas daripada harus mengharapkan penghasilan dari pengunjung yang akan datang," paparnya.

Dengan demikian, dari masalah sepinya pengunjung terhadap homestay di Desa Selasari ini diharapkan pemerintah/kelembagaan setempat memberi dukungan melalui pengembangan, pelatihan dan pengelolaan terhadap homestay yang ada disana. 

"Sehingga usaha homestay para warga lokal di Desa Selasari bisa menjadi salah satu potensi juga untuk meningkatkan citra Desa Selasari sebagai tempat wisata selain Santirah Body Rafting," ujarnya. Sumber Penulis : Alifa Noor Fakhira, Dosen : 1. Prof. Dr. Drs. H. Sam’un Jaja Raharja, M.Si 2. Sari Usih Natari, S.TP, M.M***

Editor: Kiki Masduki

Tags

Terkini

Terpopuler